Situasi Pandemi COVID-19 membawa dapak negatif yang cukup signifikan bagi pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Pembatasan mobilitas manusia yang diikuti dengan pemberlakuan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat membuat interaksi antar manusia di tempat-tempat UKM menjadi berkurang, bahkan beberapa tempat tidak ada sama sekali dan terpaksa berhenti beroperasi total. Akibatnya, pendapatan mereka turun drastis. Bahkan, sebuah studi menunjukkan bahwa lebih dari 50% UKM mengalami gulung tikar dan tutup permanen. Dampak negatif ini dialami oleh hampir seluruh jenis UKM di Indonesia [1].
Salah satunya adalah UKM yang mendapatkan dampak negatif dari Pandemi COVID-19 adalah UKM Kuliner Dosi Korean Street Food Bandung, yaitu sebuah UKM yang menjual produk makanan tradisional Korea yang memiliki kios di Jalan Ciumbuleuit, Kota Bandung. UKM ini sangat berkembang pada masa sebelum terjadinya pandemi. Sayangnya, saat terjadinya pandemi, UKM ini mengalami penurunan pendapatan sekitar 50%. Implikasi dari penurunan ini adalah pengaturan ulang jam kerja karyawan, dimana tidak semua karyawan bekerja full-time, sehingga pengurangan jam kerja ini juga mengakibatkan penurunan pendapatan karyawan. Kondisi ini sedikit menunjukkan tren positif saat pemerintah mulai melonggarkan mobilitas masyarakat. Hanya saja, jika dibandingkan dengan pendapatan sebelum pandemi, pendapatan sekarang masih belum kembali optimal.
Padahal, UKM Kuliner Dosi Korean Street Food Bandung memiliki potensi yang besar untuk terus berkembang. Hal ini dapat dilihat dari beberapa hal. Pertama, kualitas produk yang ditawarkan oleh UKM ini sangat baik. Kedua, harga yang ditawarkan untuk produk tersebut sangat kompetitif. Kedua hal ini dapat dilihat dari penilaian (rating) yang tinggi dari para pelanggan. Selain itu, lokasi dari UKM Kuliner Dosi Korean Street Food Bandung juga sangat strategis dimana terletak di pusat Kota Bandung dengan beberapa universitas, hunian apartemen, hotel, serta pusat keramaian yang berada di sekitar kiosnya. Faktor eksternal yang mendukung reputasi UKM ini adalah maraknya tren yang berasal dari Korea, termasuk musik, film, hingga tren kuliner yang bernuansa Korea.
Di sisi lain, aktivitas jual-beli melalui jaringan internet justru menunjukkan tren positif selama Pandemi COVID-19. Hal ini dinilai wajar mengingat masyarakat dihimbau untuk tidak bertemu langsung dengan penjual dan diminta untuk menghindari pusat keramaian, seperti pasar dan kios makanan. Kenaikan tren ini dapat dilihat dari meningkatknya jumlah transaksi di penyedia jasa online retail atau marketplace. Tren positif ini juga termasuk aktivitas penjualan makanan melalui layanan pesan-antar online. Dua aplikasi terbesar yang menawarkan jasa ini adalah GoFood dan GrabFood. Cara penjualan makanan ini dapat dilihat sebagai jalan keluar untuk mengembalikan penjualan produk UKM kembali optimal, sehingga pendapatan juga akan meningkat.
Hanya saja, proses bisnis yang berbeda dari bisnis tradisional menyebabkan penggunaan aplikasi layanan pesan-antar online juga membutuhkan pengetahuan, keterampilan, dan strategi yang berbeda dengan penjualan biasa. Pelanggan tidak dapat melihat secara langsung produk yang ditawarkan, sehingga para penjual perlu menampilkan profil produk selengkap dan semenarik mungkin. Hal ini dikenal dengan konsep “Zero Moment of Truth Marketing”, dimana pembeli sudah melakukan penilaian, bahkan membandingkan dengan produk serupa jauh sebelum mengambil keputusan untuk membeli. Selain itu, dikarenakan kompetisi yang semakin terbuka, setiap pelaku UKM perlu menerapkan stategi diskon yang tepat, yang salah satunya menawarkan kombinasi dari dua atau lebih produk dengan harga yang lebih murah. Pengetahuan dan keterampilan untuk mengoptimalkan katalog produk ini mutlak diperlukan untuk dapat bersaing di penjualan berbasis online.
Usaha optimalisasi katalog produk memerlukan langkah dan metode yang ilmiah dan komperhensif agar dapat mencapai tujuannya, yaitu kenaikan jumlah penjualan. Selain menampilkan gambar dan foto yang semenarik mungkin, kombinasi dua atau lebih produk yang digabung dan ditawarkan dengan harga khusus juga stategi yang masif dilakukan oleh online retailer. Penggabungan produk-produk yang ditawarkan menjadi paket produk ini dianggap menguntungkan kedua belah pihak jika memang disusun berdasarkan metode yang tepat. Sayangnya, banyak pemilik UKM yang berniat menjual produknya secara online belum banyak yang memahami metode yang tepat. Dalam hal ini, peran akademisi menjadi penting dalam membantu pelaku UKM dapat menerapkan metode yang tepat.
Berdasarkan uraian di atas, terlihat jelas bahwa optimalisasi katalog produk, khususnya penyusunan kebijakan promosi berupa paket produk sangat penting dalam memanfaatkan peluang penjualan melalui layanan antar online, termasuk untuk UKM Kuliner Dosi Korean Street Food Bandung. Oleh karena itu, perlu adanya upaya-upaya untuk menyusun rekomendasi paket produk apa saja yang ditawarkan untuk memperbesar peluang konsumen memilih paket produk tersebut, sehingga dapat meningkatkan penjualan. Optimalisasi katalog produk, termasuk penyusunan rekomendasi paket produk ini perlu dilakukan dengan mengikuti metode yang sistematis dan ilmiah, serta berbasis data penjualan masa lalu.
Kegiatan pengabdian ini dilakukan pada saat terjadinya pandemi Covid-19. Oleh karena itu, seluruh rangkaian kegiatannya dilakukan secara jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi informasi (daring), mulai dari studi pendahuluan dengan observasi kebutuhan sampai pengembangan model sesuai dengan konsep-konsep knowledge discovery. Namun, pelaksanaan kegiatan secara daring tentu saja memiliki keterbatasan jika dibandingkan dengan pertemuan secara langsung. Oleh karena ini, beberapa hal dilakukan untuk menyesuaiakan dengan kondisi di lapangan.
Ibu Chindy Fortuna Cristina selaku koordinator operasional DOSI Korean Street Food memberikan tanggapan yang sangat positif akan tersedianya rekomendasi produk sebagai upaya optimalisasi katalog produk di DOSI Korean Street Food. Sesuai dengan tujuan awal, rekomendasi ini diharapkan mampu meningkatkan penjualan di UKM ini karena memperbesar peluang pelanggan untuk membeli produk yang memiliki keterkaitan yang tinggi. Kedepannya, Ibu Chindy berharap kegiatan ini akan tetap dilaksanakan, khususnya yang berkaitan dengan penggunaan analitik data untuk pengelolaan hubungan dengan pelanggan (CRM).
Evaluasi dan validasi dilakukan kepada Ibu Chindy Fortuna Cristina selaku kordinator operasional UMKM Kuliner Dosi Korean Street Food Bandung. Menurut beliau, model yang dihasilkan beserta luaran sudah sesuai dengan kondisi actual dan dapat digunakan untuk menghadapi pola permintaan yang berubah-ubah dalam menghadapi pandemic Covid-19. Menurut beliau juga kegiatan ini diharapkan dapat berlanjut dengan membahas permasalahan lain misalkan dikombinasikan dengan menu minuman yang baru akan diluncurkan oleh UMKM Kuliner Dosi Korean Street Food Bandung.