Penyebaran virus Covid-19 masih menjadi perhatian bagi seluruh negara, khususnya bagi negara yang sudah melakukan konfirmasi kasus positif di tiap negara. Di Indonesia sendiri kasus positif virus corona (Covid-19) bertambah 13.094 orang pada Selasa (26/1) berdasarkan data https://cnnindonesia.com. Berdasarkan data tersebut terdapat tambahan jumlah total kasus positif di Indonesia tembus 1.012.350 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 820.356 orang dinyatakan sembuh (bertambah 10.868), dan 28.468 orang lainnya meninggal dunia (bertambah 336 orang). Dengan peningkatan jumlah kesembuhan dan peningkatan kasus penyebaran Covid-19 dapat terus mempengaruhi laju perekonomian nasional dan global. Berdasarkan data Moody’s Investor Service menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus mengalami perlambatan pada angka 4,8% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Angka tersebut merupakan angka yang lebih rendah dibandingkan tahun 2020 dan tahun 2019 yang berada di angka 5,02%. Perlambatan ekonomi ini diperkirakan akan berlanjut di tahun 2021 meski dengan disertai sedikit penguatan yaitu tumbuh 4,9% pada kuartal pertama tahun 2021.
Dalam situasi krisis ekonomi seperti kondisi saat ini, maka sektor UMKM sangat memerlukan perhatian khusus dari pemerintah sebagain penyumbang terbesar terhadap PDB dan dapat menjadi pendukung dalam penyerapan tenaga kerja. Apalagi ditambah dengan kebijakan pemerintah yang pernah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Hal ini dapat berdampak menurunnya pendapatan UMKM hingga 50%, bahkan tidak sedikit UMKM yang tutup akibat penutupan jalan pada jam tertentu.
Dampak dari hal tersebut tidak sedikit UMKM yang mendapatkan dampak negatif, salah satunya UMKM. Apalagi Bandung sebagai kota yang kaya akan kuliner, sehingga UMKM di bidang kuliner sangat berdampak sekali akibat dari pandemi Covid-19. Hal tersebut juga berdampak kepada UKMM kuliner Dosi yang merupakan kuliner yang menjual makanan tradisional korea yang beralamat di jalan Ciumbuleuit No.66, Hegarmanah, Kec. Cidadap, Kota Bandung, Jawa Barat 40141. Apalagi hampir satu tahun belakang tidak ada aktivitas perkuliahan yang semakin berdampak pada kegiatan operasional. Hal tersebut sangat berbeda dengan kondisi sebelum pandemi yang menghasilkan pendapatan yang signifikan pada tiap hari kegiatan operasional.
Namun berdasarkan wawancara awal dengan pemilik dan karyawan UMKM Dosi Korean Steet Food yang mengatakan bahwa seringkali masih terjadi penjualan yang meningkat secara mendadak pada hari yang tidak direncanakan. Hal ini seringkali berdampak pada penurunan atau peningkatan jumlah sumber daya manusia bukan karyawan tetap (Karyawan Lepas) yang dibutuhkan dalam proses pembuatan street food korea. Sebagai contoh, apabila dalam beberapa hari penjualan meningkat, maka akan melakukan penambahan jumlah karyawan lepas untuk mengantisipasi waktu proses yang lama akibat jumlah karyawan yang kurang. Hal ini tentu saja membutuhkan perencanaan berbasis data untuk mendapatkan gambaran jumlah usulan SDM bukan karyawan tetap untuk dapat memenuhi permintaan pelanggan dengan menghasilkan waktu proses yang lebih cepat, dibandingkan harus kehilangan pesanan akibat waktu proses yang lama akibat kekurangan karyawan untuk proses produksi.
Hal ini sesuai dengan konsep elastics logistics yang merupakan kemampuan untuk dengan responsif menyusutkan dan memperluaskan kemampuan logistik untuk menyelaraskan dengan permintaan rantai pasokan. Elastics logistics sejalan dengan proses peramalan rantai pasokan, menciptakan infrastruktur yang responsif yang dapat mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi berdasarkan kebutuhan rantai pasokan saat kondisi fluktuatif.Hal ini perlu dilakukan mengingat omzet penjualan UMKM sangat berdampak apabila biaya operasional yang besar, sehingga perlu dilakukan perencanaan sumber daya yang efisien dalam menghasilkan profit yang optimal untuk dapat bertahan dalam menghadapi masa pandemi Covid-19. Berdasarkan penjelasan tersebut diperlukan perencanaan berbasis data untuk mendapatkan gambaran jumlah usulan sumber daya manusia bukan karyawan teteap (Karyawan Lepas) untuk dapat memenuhi permintaan pelanggan yang dihitung dengan melakukan trade-off antara menambah jumlah karyawan non tetap atau kehilangan penjualan.
Hal ini tentu saja memerlukan perencanaan sumber daya yang optimal berbasis data (data driven) dalam menghasilkan profit yang optimal untuk dapat bertahan dalam menghadapi masa pandemi Covid-19. Perencanaan sumber daya yang optimal akan berdampak pada penggunaan biaya operasional yang optimal berdasarkan penggunaan sumber daya dan tren penjualan street food di Dosi Korean Food. Sehingga dapat menentukan penggunaan sumber daya manusia optimal dan mengurangi kehilangan potensi penjualan (lost-sales). Hal ini tentu menjadi perhatian tim Universitas Telkom dalam turut serta membantu pemecahan masalah di masyarakat atau komunitas atau UMKM sesuai dengan kompetensi dalam bidang logistik dan rantai pasok.
Kegiatan PkM di UKM Kuliner Dosi Korean Street Food Bandung bertujuan untuk menerapkan konsep elastics supply chain dalam optimalisasi sumber daya dalam fluctuative market. Hal ini dilakukan dengan menentukan trade off dari sumber daya yang digunakan ketika masa waktu tertentu akibat penjualan yang fluktuatif. Proses penentuan solusi dilakukan dengan menentukan faktor apa saja yang berdampak pada kegiatan operasional untuk selanjutnya dibobotkan dan diberi performansi dari tiap faktor. Sehingga diperlukan pengembangan model untuk elastics supply chain dalam optimalisasi sumber daya dalam fluctuative market, sehingga untuk tahapan penyelesaian dengan berdasarkan langkah dalam pengembangan model berdasarkan referensi Management Science yaitu forum group discussion, business process mapping, data collection, model development, model verification & validation, interpretation & implmentation, report & documentation