Jakarta, Perkembangan bisnis cold chain di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir menunjukan perkembangan yang signifikan. Hal ini ditunjukan setelah naik hanya single digit, pertumbuhan bisnis ruang penyimpanan dingin atau cold storage diprediksi tumbuh dua digit tahun ini dan tahun depan. Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI) juga memperkirakan kebutuhan cold storage tahun ini masih sekitar 1 juta ton. Sejalan dengan perkembangan tersebut, melalui program studi Teknil Logistik dan Pusat Kajian Supply Chain (SCRC) melakukan kunjungan industri ke Havi Indonesia yang bergerak dalam bidang terkait.
Havi Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang rantai dingin (cold chain), dalam artian Havi Indonesia memiliki layanan manajemen rantai pasok, pengemasan, logistik hingga daur ulang limbah khususnya pada produk yang membutuhkan suhu khusus (cold temperature). Beberapa pengguna dari jasa Havi Indonesia seperti restoran cepat saji yang beroperasi di Indonesia.
Dihadiri oleh Country General Manager Asia Pasifik, Manager IT dan Manager Human Resource Havi Indonesia, dipaparkan sistem pergudangan rantai dingin (cold chain) hingga sistem IT yang digunakan oleh Havi Indonesia. Serta perwakilan dari Universitas Telkom dihadiri oleh Dosen Program Studi Teknik Logistik (Erlangga Bayu Setyawan, S.T., M.T, Nia Novitasari , S.T., M.T, , dan Prafajar Suksessanno Muttaqin, S.T., M.T) dan Pusat Kajian Suppy Chain (SCRC) yang diwakili oleh Budi Santosa, S.T., M.T, dan Dr. Anton Abdulbasah Kamil. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat menciptakan sinergi antara Fakultas Rekayasa Industri sebagai akademisi dan Havi Indonesia sebagai praktisi dalam menghasilkan solusi-solusi yang dapat diimplementasikan pada dunia industri.