Apa itu Logistik Hijau? Praktik dan Manfaat untuk Keberlanjutan

Logistik Hijau ilustrasi

Logistik hijau atau green logistics adalah konsep yang semakin penting dalam dunia logistik yang berfokus pada pengelolaan distribusi barang secara efisien sambil meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Dalam beberapa dekade terakhir, kesadaran terhadap masalah perubahan iklim, polusi udara, dan kerusakan lingkungan telah mendorong perusahaan-perusahaan logistik untuk mengadopsi praktik yang lebih ramah lingkungan. Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan segala lini proses produksi yang tidak berdampak buruk terhadap lingkungan, mulai dari efisiensi penggunaan sumber daya hingga keberlanjutan. Dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu logistik hijau, bagaimana praktik ini diterapkan dalam industri logistik, serta upaya untuk mengurangi jejak karbon dan mematuhi aturan-aturan terkait lingkungan.

Apa itu Logistik Hijau (Green Logistics)?

Logistik hijau adalah pendekatan dalam industri logistik yang berfokus pada pengurangan dampak lingkungan dari proses pengangkutan, penyimpanan, dan distribusi barang. Fokus utama logistik hijau adalah pengurangan emisi karbon, penghematan energi, pengelolaan limbah, dan penggunaan bahan kemasan yang ramah lingkungan. Semua proses logistik harus memenuhi fokus tersebut, mulai dari kendaraan, energi alternatif, dan rute yang efektif sehingga tidak menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan.

Praktik Logistik Hijau dalam Industri Logistik

Penerapan logistik hijau dalam industri logistik melibatkan beberapa aspek yang dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Berikut adalah beberapa praktik utama yang diterapkan dalam logistik hijau:

1. Penggunaan Kendaraan Ramah Lingkungan

Penggunaan kendaraan yang ramah lingkungan seperti kendaraan listrik dan hidrogen menjadi fokus utama dalam industri logistik. Perusahaan logistik mulai beralih dari kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik atau kendaraan yang menggunakan bahan bakar alternatif, seperti gas alam terkompresi (CNG) atau biofuel. Kendaraan listrik, misalnya, mengurangi emisi karbon dan polusi udara, yang sangat penting di kota-kota besar dengan tingkat polusi tinggi.

Contoh Penerapan:

  • Truk Listrik: Perusahaan logistik seperti DHL dan FedEx telah mulai mengimplementasikan truk listrik untuk pengiriman barang di kota-kota tertentu. Truk listrik ini tidak hanya mengurangi emisi karbon tetapi juga mengurangi kebisingan di area perkotaan.
  • Transportasi Berbahan Bakar Alternatif: Selain truk listrik, perusahaan juga menggunakan kendaraan berbahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan daripada kendaraan diesel tradisional.

2. Optimasi Rute Pengiriman

Mengoptimalkan rute adalah salah satu cara dalam mengurangi emisi karbon. Dengan menggunakan teknologi seperti sistem manajemen transportasi (TMS) dan kecerdasan buatan (AI), perusahaan dapat merencanakan rute pengiriman yang paling efisien, menghindari kemacetan, dan mengurangi jarak tempuh. dengan pengoptimalan rute tentunya perusahaan dapat menekan biaya dan mempercepat pengiriman.

3. Pengurangan Penggunaan Kemasan Plastik

Penggunaan kemasan plastik sekali pakai adalah salah satu masalah terbesar dalam logistik yang berdampak buruk pada lingkungan. Untuk mengatasi hal ini, banyak perusahaan logistik beralih ke bahan kemasan yang lebih ramah lingkungan, seperti kemasan yang dapat didaur ulang, biodegradable, atau berbahan dasar alami.

Contoh Penerapan:

  • Penggunaan Kemasan Daur Ulang: Perusahaan seperti Amazon dan IKEA telah mulai mengurangi penggunaan plastik dalam pengemasan produk mereka dan beralih ke bahan daur ulang.
  • Kemasan Ramah Lingkungan: Beberapa perusahaan logistik juga menggunakan bahan kemasan yang dapat terurai secara alami atau yang dapat digunakan kembali, mengurangi pemborosan dan mendukung keberlanjutan.

4. Penerapan Teknologi untuk Meningkatkan Efisiensi Gudang

Logistik hijau juga mencakup penerapan teknologi untuk mengelola energi dengan lebih efisien di fasilitas gudang. Perusahaan logistik menggunakan teknologi untuk mengurangi konsumsi energi, seperti sistem pencahayaan LED, kontrol suhu otomatis, dan penggunaan energi terbarukan (misalnya, panel surya).

Contoh Penerapan:

  • Gudang Pintar: Beberapa perusahaan logistik menggunakan sistem otomatisasi dan robotik untuk memindahkan barang dalam gudang secara efisien, mengurangi kebutuhan untuk pencahayaan tambahan atau pemanasan berlebihan, yang pada akhirnya menghemat energi.
  • Penggunaan Energi Terbarukan: Perusahaan seperti Walmart dan Amazon telah mengintegrasikan penggunaan energi terbarukan di fasilitas mereka, seperti pemasangan panel surya untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil.

5. Pengelolaan Limbah dan Daur Ulang

Pengelolaan limbah adalah aspek penting dalam logistik hijau. Banyak perusahaan logistik yang kini berfokus pada pengurangan limbah dan mendaur ulang bahan-bahan yang digunakan dalam proses logistik, seperti bahan kemasan dan barang-barang yang rusak.

Contoh Penerapan:

  • Pengelolaan Limbah yang Efisien: Perusahaan logistik mulai mengimplementasikan kebijakan untuk mengurangi limbah, seperti mendaur ulang kemasan dan barang rusak, serta menggunakan kembali bahan yang masih bisa digunakan.
  • Zero-Waste Initiatives: Beberapa perusahaan logistik memiliki inisiatif untuk mencapai “zero-waste,” yaitu mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir dengan cara mendaur ulang atau mengkomposkan limbah yang ada.

Aturan dan Kebijakan Terkait Logistik Hijau

Seiring dengan meningkatnya perhatian terhadap masalah perubahan iklim, banyak negara dan organisasi internasional yang mulai memberlakukan kebijakan yang mendorong praktik logistik hijau. Di Uni Eropa, misalnya, ada peraturan yang mengharuskan perusahaan untuk mengurangi emisi karbon dan menggunakan kendaraan yang lebih ramah lingkungan dalam transportasi barang. Di Indonesia, meskipun peraturan tentang logistik hijau belum seketat di beberapa negara maju, namun perusahaan logistik mulai didorong untuk mengikuti jejak ini melalui insentif pemerintah dan kebijakan ramah lingkungan.

Logistik hijau bukan lagi sekadar tren, tetapi kebutuhan bagi industri logistik untuk mengurangi dampaknya terhadap lingkungan. Dengan mengimplementasikan kendaraan ramah lingkungan, mengoptimalkan rute pengiriman, mengurangi penggunaan plastik, dan pengelolan energi secara efisien, perusahaan logistik dapat berkontribusi pada keberlanjutan planet ini. Melalui program S1 Teknik Logistik, mahasiswa dipersiapkan untuk menjadi bagian dari perubahan ini dengan memahami teknologi dan praktik yang mendukung logistik ramah lingkungan. Keberlanjutan dalam logistik bukan hanya meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat secara keseluruhan.

Tags : Teknik Logistik | S1 Teknik Logistik | S1 Teknik Logistik Telkom University | Telkom University