Persaingan bisnis pelabuhan semakin kompetitif seiring dengan perkembangan dan perubahan yang cepat dari permintaan, keinginan serta kebutuhan pelanggan akan jasa pelabuhan. Hal ini memotivasi perusahaan jasa pelabuhan untuk terus memperbaiki dan meningkatkan kualitas pelayanannya. Pelabuhan berfungsi sebagai tempat berlabuhnya kapal-kapal yang merupakan suatu tempat berlindung dari gangguan laut, sehingga bongkar muat dapat dilaksanakan untuk menjamin keamanan barang maupun penumpang. Untuk dapat bersaing di pasar global pelabuhan sebagai salah satu produk jasa perlu memperhatikan kualitas pelayanan terhadap konsumen pengguna jasa pelabuhan. Adanya arus perubahan dalam industri jasa pelabuhan di dunia saat ini telah meningkatkan fungsi pelabuhan yang tidak hanya berfungsi sebagai mata rantai transportasi, tetapi juga berkembang menjadi pusat pelayanan yang mampu menawarkan paket pelayanan komprehensif dan berfungsi sebagai trade logistic platform yang mampu memberikan nilai tambah bagi konsumen pengguna jasa pelabuhan. Perubahan fungsi pelabuhan tersebut mendorong PT. Krakatau Bandar Samudera untuk melakukan pengembangan pola operasi dan pola pelayanan pelabuhan, sehingga para pengguna jasa pelabuhan (port user) menjadi lebih terjamin baik segi waktu maupun kualitas pelayanan.
Dalam perkembangannya PT. Krakatau Bandar Samudera tidak hanya melayani keperluan kargo PT. Krakatau Steel sebagai pengangkut bijih besi dan hasil industri baja saja, tetapi juga melayani kargo lain seperti pelet, batubara, gipsum, pupuk, besi tua, kedelai, bungkil, jagung, garam, dan gula. Saat ini Pelabuhan Cigading berkonsentrasi pada bisnis kargo curah, dengan visinya “Menjadi Pelabuhan Curah Kelas Dunia”. Berbagai jenis jasa layanan yang disediakan oleh PT. Krakatau Bandar Samudera antara lain jasa penyediaan kolam labuh, jasa penyediaan dermaga untuk sandar, jasa bongkar muat (loading/unloading service), jasa pergudangan baik terbuka maupun tertutup, jasa workshop, alat berat dan alat bongkar muat, jasa handling/processing (bagging) dan transportasi, jasa penyediaan bahan untuk industri dan distribusi dan jasa logistik & transhipment.
Dari segi operasional, pengusahaan pelabuhan harus menyediakan prasarana yang diperlukan bagi kapal dan barang untuk mendukung kelancaran arusnya. Penyediaan fasilitas pelabuhan yang berlebihan akan menguntungkan pemakaian jasa, tetapi di lain pihak memberatkan pengusahaan pelabuhan. Sebaliknya penyediaan fasilitas yang kurang akan menguntungkan pengusahaan pelabuhan, tetapi merugikan penyediaan jasa, kurang melancarkan arus barang dan kapal serta makin berakibat lebih luas yaitu tidak dapat mendukung pengembangan sector-sektor ekonomi lainnya dan pada akhirnya akan merugikan masyarakat secara keseluruhan.
Namun berdasarkan wawancara dan observasi awal dengan pihak PT. KBS diidentifikasi bahwa terdapat permasalahan yaitu seringkali terjadi antrian armada (truk) yang sangat panjang. Sehingga menyebabkan timbulnya kemacetan dan waktu tunggu yang tinggi dan mempersulit akses (mobilisasi) pada pelabuhan. Hal ini dikarenakan belum adanya penjadwalan kedatangan armada di pelabuhan sehingga armada datang ke pelabuhan sesuai keinginan masing-masing pengemudi truk. Berdasarkan penjelasan tersebut diperlukan perencanaan mengenai penjadwalan kedatangan armada truk pada pelabuhan curah sehingga dapat meminimasi antrian dan waktu tunggu pada pelabuhan curah.
Sesuai dengan latar belakang dan permasalahan yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, maka solusi yang ditawarkan adalah usulan penjadwalan kedatangan truk pada pelabuhan curah. Perencanaan kedatangan truk pada pelabuhan curah akan berdampak pada penurunan waktu tunggu truk dan waktu antriam. Metode yang akan digunakan pada kegiatan PkM ini adalah menggunakan simulasi untuk memberikan gambaran kondisi aktual di PT. KBS.
Berdasarkan hasil simulasi pengembangan Truck Appointment System dinyatakan layak berdasarkan hasil meeting dengan dengan mitra dan dengan parameter hasil:
•Hasil simulasi telah menggambarkan kondisi aktual di KBS
•Hasil simulasi menunjukan adanya penurunan waktu tunggu di kantung parkir dalam (internal buffer) sebesar 18,3 menit (90,05%) dan penurunan waktu tunggu di jetty sebesar 8,4 menit (41,58%).